PT Survai Udara Penas (Penas) disebut-sebut akan menjadi induk usaha dari Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penerbangan.
Kabar tersebut dikonfirmasi dari hasil kajian PT PricewaterhouseCooper Consulting Indonesia (PwC). Diketahui PwC mendapat mandat dari kementerian BUMN untuk membuat kajian atas rencana pembentukan Holding BUMN Penerbangan.
Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia belum tahu banyak mengenai Penas. Bahkan mendengar namanya saja agaknya juga banyak yang belum pernah.
Asal tahu saja, Penas merupakan salah satu BUMN yang lahir pada tanggal 31 Mei 1961. Kelahiran penas pada awalnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan foto udara dan peta bagi kalangan militer.
Namun seiring dengan peningkatan permintaan, unit bisnis Penas merambah kalangan sipil.
Diketahui saat ini layanan perusahaan mencakup beberapa bidang terkait penerbangan, yaitu:
- Pemotretan Udara
- Survei Terrestrial
- Pemetaan Fotografimetri
- Penerbangan Charter
- Hujan Buatan
- Evakuasi Medis
- Transportasi Udara
- Jasa Konsultasi
Namun ternyata perusahaan yang digadang-gadang menjadi ibu dari lima BUMN lain ini memiliki aset yang tidak terlalu besar.
Berdasarkan dokumen “Profil Perusahaan BUMN Indonesia” yang dirilis Kementerian BUMN pada tahun 2017, total aset yang dimiliki Penas pada tahun 2018 hanya senilai Rp 49 miliar. Sangat kontras dengan nilai total aset BUMN terbesar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencapai Rp 1.200 triiun.